Indonesia

LAPANG BOJONG DAN JAMBORE KALA ITU Bab 1: Ketika Nama Terpilih Saya ingat betul hari itu bulan Agustus 2025. Kala itu ketika jambore, adalah salah satu pengalaman yang sangat berharga di antara semua pengalaman saya. Semua berlangsung selama 3 hari 2 malam, ketika saya dan teman-teman terpilih menjadi perwakilan dari sekolah untuk mengikuti kegiatan jambore di Lapang Bojong, Kecamatan Cikembar. Meskipun sudah lama mengikuti ekstrakurikuler pramuka, ini baru kali pertama kami bisa mengikuti jambore. "Benarkah ini nyata?" pikir saya waktu itu, saya dan teman-teman agak kaget dan sedikit bingung karena belum ada pengalaman, jadi persiapan juga terasa kurang. Apalagi melihat keadaan minat siswa terhadap ekstrakurikuler pramuka di sekolah yang tidak terlalu tinggi, jadi kami harus merekrut anggota laki-laki secara mendadak. Namun yang dipilih pun sudah pasti memiliki potensi. Hingga akhirnya, setelah berdiskusi, kami terbagi menjadi 2 regu, masing-masing beranggotakan 8 orang. Waktu untuk persiapan tidak banyak, tapi kami tidak mau menyerah. Kami berlatih terus menerus. Mulai dari berlatih baris-berbaris (PBB) yang harus rapi sampai tak ada celah, belajar sandi atau kode rahasia, semaphore, teknik P3K, ,membuat yel-yel pramuka yang meriah dan mudah diingat, dan masih banyak lagi yang lain. Bab 2: Perjalanan Menuju Lapang Bojong Hari keberangkatan yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Pagi itu, saya bangun lebih awal dari biasanya, mengecek semua barang yang dibawa berkali-kali. Sebelum keluar rumah, saya meminta doa kepada orang tua dan berdoa agar segala-galanya dilancarkan oleh Allah SWT. Hati saya berdebar-debar, campuran gembira dan takut. Ketika mobil pick-up kami tiba di lokasi, mata saya terbuka lebar. Ternyata peserta jambore sangat banyak! Ada yang dari SD dan juga SMP, semuanya berpakaian seragam pramuka yang rapi dan keren. Kami turun dari mobil dan langsung menurunkan barang-barang untuk mendirikan tenda. Namun pada saat itu, hanya 3 orang dari regu putri kami yang bisa membantu mendirikan tenda, karena anggota yang lain sedang mengikuti ANBK. Mendirikan tenda terasa cukup lama karena kewalahan, sedangkan tenda yang besar itu butuh banyak tangan untuk dipasang. Tapi untungnya, pembina kami pun turun tangan membantu, sehingga akhirnya tenda pun terpasang dengan baik. Hari pertama saya benar-benar ingin pulang karena belum bisa beradaptasi dengan sekitar. Semua terasa asing, mulai dari orang yang banyak, suara yang kencang, dan suasana yang berbeda dari rumah. Di hari pertama, kegiatannya juga tidak terlalu padat, hanya melaksanakan perlombaan table cloth dan egrang di sore hari. Kemudian malamnya, ada pertunjukan pentas seni dari semua peserta jambore yang dibagi menjadi 2 sesi. Kebetulan regu putra dan regu putri dari sekolah kami mendapatkan jadwal di sesi 2, yaitu malam besoknya. Malam itu, saya tidur dengan sulit, pikiran penuh tentang hari esok yang akan datang. Bab 3: Hiking yang Panjang tapi Seru Hari kedua, matahari baru terbit sedikit dan kami sudah bersiap untuk kegiatan hiking dengan jarak yang lumayan jauh. Jalanannya tidak selalu mulus, ada yang landai, ada yang curam, tapi kami tetap maju. Di sepanjang jalan, ada beberapa pos yang akan menguji kemampuan kami. Mulai dari sandi yang harus kami jawab, pos semaphore, pos pengetahuan umum pramuka, hingga pos memanah yang bikin kita semuanya bersemangat. Titik serunya adalah ketika kami bersorak yel-yel sepanjang jalan dan saling bersautan yel-yel dengan regu pramuka dari sekolah lain. Suara yel-yel yang meriah itu menggema di hutan, membuat kita lupa lelah. Setelah selesai hiking yang melelahkan, kami kembali ke Lapang Bojong dan mengikuti tes terakhir di pos P3K. Kami harus membuat tandu dari kain dan bambu, serta menjawab pertanyaan tentang mengobati luka tangan dan kaki. Kami sudah mencoba semaksimal mungkin, berusaha sekuatnya membuat tandu yang benar, tapi sayangnya kami gagal di bagian itu. Hati sedikit sedih, tapi kami tahu sudah memberi yang terbaik. Setelah kegiatan hiking selesai, kami membeli jajanan untuk dimakan sambil beristirahat. Saya dan teman-teman berkumpul di belakang tenda yang sebenarnya untuk regu lain, tapi ternyata kosong. Tempat itu cukup sejuk dan tidak panas serta ada naungan pohon yang membuat suasana lebih nyaman. Kami duduk melingkar, makan jajanan yang dibeli, dan mengobrol dengan tenang. Itu momen yang sederhana tapi sangat berharga. Bab 4: Sore yang Indah dan Malam Terakhir Sore hari, matahari mulai meredam, dan kami membuat hasta karya yang menjadi bagian dari kegiatan jambore. Tugasnya adalah membuat sesuatu dari barang bekas, dan kita butuh botol bekas. Tapi sayangnya, di sekitar lokasi tidak ada botol bekas yang bisa diambil. Jadi akhirnya, kami membeli minuman dengan botol yang dibutuhkan, memindahkan isinya ke wadah lain yang ada, lalu meminum dan membagikannya ke teman-teman. Suasana sore itu sangat sendu dan indah. Ada tiupan angin yang lembut menyentuh wajah, suara ramai dari orang-orang yang sedang beraktivitas, dan cahaya matahari sore yang memancar lembut. Saya merasa sangat tenang dan bahagia di saat itu, dan sampai sekarang suasana sore yang indah itu masih ku rindukan. Malam terakhir, ada dua kegiatan utama yang ditunggu-tunggu. Yang pertama adalah api unggun. Bukan cuma peserta yang ikut, tapi orang asing juga ikut menonton dari pinggir jalan. Kegiatannya berjalan lancar dengan api unggun yang besar menyala terang, menyinari wajah setiap orang, dengan 10 petugas yang melingkari api unggun sambil membaca dasa dharma pramuka dengan suara yang lantang dan jelas. Suasana itu sangat khas jambore. Yang kedua adalah pentas seni. Akhirnya, tiba giliran regu dari sekolah kami untuk tampil. Tapi karena waktu sudah mepet, penampilan regu putri terpaksa direlakan. Jadi hanya regu putra yang tampil, itu pun sekitar pukul 11-12 malam. Saya merasa sedih karena tidak bisa tampil bersama teman-teman putri, tapi juga senang melihat regu putra tampil dengan bagus. Setelah pentas seni selesai, saya dan satu teman saya tidak langsung tidur. Kami keluar dari tenda, mengambil karpet, dan duduk di depan tenda. Kami menikmati suasana malam yang sejuk, melihat bintang-bintang di langit, dan memandang area sekitar. Sambil makan camilan dan mengobrol, kami menyadari bahwa semua kenangan saat jambore kala itu adalah hal yang tidak akan pernah bisa diulang lagi meskipun jika suatu saat kami mengikuti jambore kembali. Bab 5: Pulang dengan Penghargaan dan Kenangan Abadi Keesokan harinya, pagi hari yang cerah, kami berkumpul di lapangan untuk melakukan upacara penutupan dan pembagian piala bagi pemenang perlombaan. Kami berhasil membawa pulang 2 piala, 1 untuk perlombaan table cloth dan 1 lagi egrang. Kami pun pulang dengan penuh bahagia. Di dalam mobil pick-up, yel-yel meriah menyemangati perjalanan pulang. Semua teman-teman saling bersautan untuk bercerita tentang pengalaman masing-masing selama jambore. Setiba di sekolah, kami disambut riang oleh teman-teman dan bapak ibu guru. Wajah lelah, kusam, bau badan, dan baju kotor menjadi ciri khas kami. Dengan tenaga yang seadanya, kami menurunkan barang-barang dari mobil. Setelah kami beristirahat sejenak, kami langsung berbaris di lapangan sekolah untuk mendirikan kesan pesan dari bapak kepala sekolah dan sekaligus penyerahan piala ke pihak sekolah. Momen terakhirnya adalah kami semua yaitu regu putri dan regu putra melakukan yel-yel di tengah-tengah lapangan dengan wajah penuh bahagia. Meskipun jambore kala itu adalah jambore pertama kami, dan kemenangan yang bisa kami raih hanya dari 2 bidang saja, tapi kami tetap benar-benar bersyukur dan sangat bahagia. Hingga sampai sekarang pun, saya tidak bisa melupakan semua kenangan yang ada saat jambore itu.

Sunda

Lapangan bojong sareng jamebore dina waktos éta Bab 1: Nalika nami dipilih Kuring émut pisan dinten dina bulan Agustus 2025. Dina waktos éta, salami Stellboroe, éta salah sahiji pangalaman anu paling berharga diantara sagala pangalaman kuring. Ieu sadayana ditungtungan kanggo 3 dinten sareng 2 wengi, nalika babaturan kuring sareng I dipilih salaku wawancentists ti sakola kanggo nyandak kagiatan pondok, distrik Cablee. Sanaos urang parantos aub kana ékspéktraulricular na famout kanggo waktos, ieu pertama kalina urang parantos tiasa nyandak dina Jaman Jamboroine. "Naha ieu nyata?" Kuring panginten dina waktos éta, Bajajar Sareng kuring rada reuwas sareng sakedik mahal sabab urang teu aya pangalaman, sahingga urang ngarasa kirang disusun. Leuwih ti éta, ningali rumaja siswa di Exkelurruktur di sakola henteu luhur, janten urang kedah ngarekrutkeun anggotian lalaki. Nanging, namina anu dipilih pasti gaduh poténsial. Dugi ka pamustunganana, saatos diskusi, kami dibagi kana 2 tim, masing-masing diwangun ku 8 jalma. Henteu aya seueur waktos pikeun nyiapkeun, tapi urang henteu hoyong nyerah. Urang ngalaksanakeun terus-terusan. Dimimitian tina jajar praktis (PBB) anu kedah rapih sareng teu aya jurang, swasah anu diajar atanapi semeshores, téknik bantuan tihang heula, , nyiptakeun marios sareng gampang nginget sareng chemcro, sareng seueur anu sanés. Bab 2: Perjalanan ka Widang Bobong Dinten pamitan panjang anu parantos sumping.Isuk ieu, kuring bangun langkung awal ti biasa, dipariksa sadaya hal anu kuring bawa sababaraha kali. Sateuacan nyésakeun bumi, kuring naroskeun ka kolot kuring pikeun doa sareng ngadoakeun yén allah swt bakal ngajantenkeun sadayana. Haté kuring dipariksa, campuran pikagumbiraeun sareng kasieun. Nalika treuk pick-up dugi di lokasi éta, panon kuring dibuka lebar. Tétéla aya seueur pescar Jangkleadee! Aya anu ti sakola SD sareng sadaya sakola tengah, sadayana diasah dina baju sereals mastalsing sareng urut seragam. Kami kaluar tina mobil sareng langsung ngaleungitkeun hal kami pikeun nyetél tenda. Nanging, dina waktos éta, Abtina 3 jalmi ngeunaan tim rumah awéwé urang sorangan tiasa ngabantosan tenda, sabab anggota sanésna anu dialari di Anbk. Netténkeun tenda-bérés anu langkung lami kusabab éta seueur pisan, padahal tenda anu ageung butuh loba leungeun pikeun nempatkeun. Tapi Untungna, pengawas urang ngalasnak pikeun ngabantosan, supados akhirna ti tendah dipasang leres. Dinten anu munggaran kuring hoyong angkat ka bumi kusabab kuring henteu tiasa adaptasi sareng lingkungan kuring. Maserana terang anéh, mimitian ti jumlah anu ageung jalma, sora nyaring, sareng suasana anu béda ti bumi. Dina poe anu dianggo, kagiatan éta henteu rame, ngan nahan perangkat bisi sareng stasi kompas dina sontah. Teras di siang, aya kamampuan artis ti sadaya pamilon jamwebebykee anu dibandingkeun kana 2 sesi. Kabeneran, tim lalaki sareng tim awéwé ti sakola kami katampi jadwal pikeun sési 2, nyaéta ieu thiring.Peuting, kuring bobo kalayan kasusah, pikiran pinuh ku énjing. Bab 3: Hoyong anu panjang tapi pikaresepeun Poé kadua, panonpoe parantos naék risen sakedik sareng kami siap pikeun kagiatan hiking jarak anu ageung. Jalan henteu sok lemes, aya sababaraha lemah, sababaraha anu léngkah, tapi urang tetep maju. Sapanjang jalan, aya sababaraha tulisan anu bakal nguji kamampuan. Dimimitian ti kecap akses anu kami kedah ngajawab, kayu Semaphore, tulisan ilmiah Umum PROWNEST, kana tulisan anu nurunkeun anu matak bungah. Titik anu pikaresepeun nyaéta nalika urang surak sapanjang jalan sareng soré nganggo tim sekout ti sakola anu sanés. Sora ngagorowok sorak di leuweung, ngajantenkeun urang hilap bosen. Saatos béréskeun hiking bajing, kami balik ka lapang bojong sareng nyandak ujian akhir dina postingan bantuan. Kami kedah ngadamel nai tina lawon sareng awi, sareng ngajawab patarosan ngeunaan ngubaran leungeun sareng tatu sampah. Kami diusahakeun pangsaéna, dicobian anu pangsaéna pikeun ngajantenkeun jempol anu leres, tapi hanjakalna kami gagal dina bagian éta. Hantung urang sakedik saé, tapi urang terang yén kami kedah masihan pangsaéna. Saatos kagiatan hiping réngsé, kami nuju tuang tuang tuang bari istirahat. Babaturan abdi sareng kuring ngimpun di tukangeun tenda anu saleresna pikeun tim séjén, tapi kosong. Tempatna rada tiis sareng henteu panas sareng aya tangkal ngiuhan anu ngajantenkeun suasana langkung saé.Kami calik dina bunderan, tuang jajan anu urang ngagaleuh, sareng ngobrolkeun sepi. Éta moment anu sederhana tapi berharga. Bab 4: soré anu saé sareng wengi akhir Dina beurang, panonpoe mimiti dien, sareng urang ngadamel karajinan anu bagian tina kagiatan Jebborok. Tugasna nyaéta ngadamel barang tina barang anu dianggo, sareng urang peryogi botol nganggo botol. Tapi hanjakalna, henteu aya botol anu dianggo di bursa anu tiasa diandak. Janten tungtungna, urang nuju buang inuman anu diperyogikeun, milikan eusi pikeun wadah anu sayogi, teras terangkeun sareng dibagikeun aranjeunna sareng babaturan. Suasana anu soré hanjelu pisan sareng geulis. Aya angin ngahapus hipu ngarawat wajah anjeun, sora anu bercanji jalma ngajantenkeun kagiatanana, sareng lampu lemah panonpoe soré. Kuring ngarasa tenang pisan sareng senang dina waktos éta, sareng dugi ka dinten ieu kuring tetep sono kana suasana anu indah. Peuting tadi, aya dua kagiatan utama pikeun ngarepkeun. Anu pangheulana mangrupikeun campfire. Éta ngan pamilon anu nyandak bagian, tapi urang asing ogé diawaskeun ti sisi jalan. Aktivitas éta lancar sareng Bonfire Béntang Beungeut, bersinar dina pameunteu sadayana Suasana khas pisan tina jame. Kadua nyaéta pagelaran seni. Tungtungna, éta mangrupikeun énggalan tim ti sakola urang pikeun ngalakukeun.Tapi kusabab waktuna kabeneran, prestasi tim awéwé kedah ditinggalkeun. Ngan ukur tim lalaki muncul, sareng éta sakitar 11-12 wengi. Kuring ngarasa sadin sabab kuring henteu tiasa muncul sareng babaturan awéwé kuring, tapi kuring ogé resep ningali tim jalu berjalan saé. Saatos prestasi seni réngsé, salah sahiji babaturan sareng kuring henteu bobo langsung. Kami kaluar tina tenda, ngagabungkeun karpét, sareng diuk di hareupeun tenda. Kami resep suasana wengi anu tiis, ningalar Béntang di langit, sareng ningali di daérah anu sing. Nalika tuang jajan sareng ngobrol, urang sadar yén sadaya pangemangan ti Jarboree mangrupikeun hal anu henteu pernah diulang deui sanaos dina jamu urang ngahadiran jamu. Bab 5: Balik ka bumi sareng ganjaran sareng kenangan anu langgeng Poé saterusna, énjing anu cerah, urang musim dina lapangan pikeun tuang upacara panutupan sareng ngarebarkeun piala balapan. Urang tiasa bawa ka bumi 2 chiosisi, pikeun persaingan cawon, 1 pikeun kompetisi stilt. Urang indit ka bumi pinuh kabagjaan. Dina mobil pick Kabeh babaturan ngagabung silih nyarioskeun carita ngeunaan pangalaman maranéhanana nalika jam stsboree. Nalika kami sumping di sakola, kami dibutuhkeun isin ku babaturan sareng guru urang. Bosen, beungeut kusam, bau awak sareng baju kotor mangrupikeun mérek kuring. Kalayan kakuatan minimal, kami dibongkar barang tina mobil.Saatos urang istirahat bari, urang langsung ngéléhkeun dina lapangan sakola pikeun nepikeun kesan tina pesen ti poko sareng dina waktos anu sami dina sakola. Momen hujan disababkeun ku urang, nyaéta tim awéwé sareng tim lalaki, ngajerakan di tengah sawah sareng nyanghareupan pinuh katelah. Sanaos jamu-jam Barga dina waktos éta nyaéta startblboro pangheulana urang, sareng urang ogé tiasa ngahontal kamak kameunangan ti 2 daérah, urang masih leres-leres ngabagéakeun sareng bagja pisan. Malah ayeuna, kuring teu tiasa hilap sadaya kenangan éta Bangkoree.

Kamussunda.com | Bagaimana cara menggunakan penerjemah teks bahasa Indonesia-Sunda?

Semua data terjemahan dikumpulkan melalui Kamussunda.com. Data yang dikumpulkan terbuka untuk semua, dibagikan secara anonim. Oleh karena itu, kami mengingatkan Anda bahwa informasi dan data pribadi Anda tidak boleh disertakan dalam terjemahan Anda menggunakan Penerjemah Sunda. Konten yang dibuat dari terjemahan pengguna Kamussunda.com juga gaul, tidak senonoh, dll. artikel dapat ditemukan. Karena terjemahan yang dibuat mungkin tidak cocok untuk orang-orang dari segala usia dan segmen, kami menyarankan Anda untuk tidak menggunakan sistem Anda jika Anda mengalami ketidaknyamanan. Penghinaan terhadap hak cipta atau kepribadian dalam konten yang ditambahkan pengguna kami dengan terjemahan. Jika ada elemen, pengaturan yang diperlukan akan dibuat jika terjadi →"Kontak" dengan administrasi situs. Proofreading adalah langkah terakhir dalam mengedit, dengan fokus pada pemeriksaan tingkat permukaan teks: tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan fitur formal lainnya seperti gaya dan format kutipan. Proofreading tidak melibatkan modifikasi substansial dari isi dan bentuk teks. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa karya tersebut dipoles dan siap untuk diterbitkan.


Kebijakan Privasi

Vendor pihak ketiga, termasuk Google, menggunakan cookie untuk menayangkan iklan berdasarkan kunjungan sebelumnya yang dilakukan pengguna ke situs web Anda atau situs web lain. Penggunaan cookie iklan oleh Google memungkinkan Google dan mitranya untuk menayangkan iklan kepada pengguna Anda berdasarkan kunjungan mereka ke situs Anda dan/atau situs lain di Internet. Pengguna dapat menyisih dari iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi Setelan Iklan. (Atau, Anda dapat mengarahkan pengguna untuk menyisih dari penggunaan cookie vendor pihak ketiga untuk iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi www.aboutads.info.)