Indonesia

masyarakat dan bahkan telah menyebar di seluruh wilayah Pulau Jawa, terutama di sekitar daerah kampus. 2) Sistem Kekerabatan Pada dasarnya, setiap suku di Indonesia ini memiliki sistem kekerabatan yang berbeda-beda. Nah, pada suku Sunda ini sistem kekerabatan lebih bersifat bilateral alias garis keturunan dapat ditarik dari pihak Ayah maupun Ibu. Hampir sama dengan sistem keluarga lainnya, Ayah akan bertindak sebagai kepala sekaligus pemimpin keluarga. Untuk menyebut hubungan kekerabatan, baik secara vertikal maupun horizontal, suku ini menggunakan sistem Pancakaki. II.2 Sejarah Singkat Suku Sunda Dilansir dari Sejarah Suku Sunda yang ditulis oleh Roger L. Dixon pada tahun 2000, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang tahu pasti kapan, darimana, dan bagaimana masyarakat suku Sunda awal menetap di wilayah Jawa Barat. Kemungkinan terjadi pada abad pertama masehi, yang mana terdapat sekelompok kecil suku Sunda tengah menjelajahi hutan-hutan pegunungan dan melakukan tradisi tebas bakar untuk membuka hutan. Bahkan menurut sejarawan Bernard Vlekke, menyebutkan bahwa pada abad ke-11, wilayah Jawa Barat justru menjadi daerah yang paling terbelakang di Pulau Jawa. Sementara kerajaan-kerajaan besar bangkit di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, tetapi di Jawa Barat hanya sedikit yang berlaku demikian. Jika membahas tentang pengaruh Hinduisme bagi masyarakat Sunda, maka jawabannya adalah adanya pengaruh dari Jawa. Meskipun sejarah besar yang masih diingat oleh masyarakat Sunda dan Jawa adalah Perang Bubat, yang terjadi antara Kerajaan Majapahit dengan Kerajaan Sunda, tetapi tetap saja tidak menutup kemungkinan bahwa Jawa banyak berpengaruh pada kehidupan suku Sunda. Sebelum Belanda datang ke Indonesia pada 1596, agama Islam telah berpengaruh secara dominan di masyarakat Sunda, bahkan di antara kaum ningrat dan pemimpin masyarakat. Hal yang menonjol dari sejarah suku Sunda adalah hubungan mereka dengan kelompok-kelompok lain. Secara historis, suku Sunda tidak memainkan suatu peranan penting dalam urusan-urusan nasional. Beberapa peristiwa yang sangat penting telah terjadi di Jawa Barat tetapi biasanya peristiwa-peristiwa tersebut bukanlah kejadian yang memiliki karakteristik Sunda. II.3 Wujud Kebudayaan Suku Sunda

Sunda

Komunitas komo parantos sumebar di sapanjang Churnia Jawa, utamana di sekitar kampus. 2) Sistem Kasins Dasarna, unggal laris di Indonesia ngagaduhan sistem anggingan anu béda. Nya, dina Sureman Ieu Sursion sistem krive arsipada bilateral atanapi Liding tiasa ditarik tina bapa sareng ibu. Kuh ampir sami sareng sistem kulawarga anu sanés, Balukay bakalt kalakuan salaku sirah sareng pamimpin kulawarga. Pikeun nyebatkeun Kristen, Dua Blutically sareng horisontal, suku ieu ngagunakeun sistem Pancakaki. Ii.2 Sejarah Ringkes tina Sissan Sundan Ngalaporkeun tina sajarah lolaan Studan ditulis ku Roger L. Dixon taun 2000, dinyatakeun leres-leres aya anu teu terang saha waé. Éta kamungkinan kajantenan dina abad pertina pasangan, dimana aya seueur kelompok leutik Sundanese tingkat kaluaran anu ngajalajah leuweung sareng ngalaksanakeun tradisi. Kanyataanna, numutkeun Nadegia Vlugke, saurna dina abad ka-11, daérah Java Jawa Barat sareng daérah anu paling mundur di Chair Java. Sanaos Karajaan anu Mirdsos di Java Kendang sareng Jawa Berawan, tapi di Jawa Kulon West ngan ukur sababaraha terlen. Nalika ngabahas pangaruh kana hinduisme pikeun masarakat Suneng, jawabanna mangrupikeun pangaruh Java.Sanaos sajarah anu hébat anu tetep émut ku Perah SunDanese sareng Javanese sareng Per perang Bubat, naon anu tetep aya pangaruh ka Javaese sareng Javaese. Sateuacan urang Walch dugi ka Indonésia di 1596, Islam ngagaduhan domin-sangka mangaruhan dina kasuksak Surdana, bahkan di antara pamulasan sareng pamimpin komunitas. Hal anu penting tina sajarah suku Sundanese mangrupikeun hubungan sareng kelompok anu sanés. Sejesicalna, Sundanese henteu maénkeun peran anu penting dina urusan nasional. Sababaraha kagiatan anu penting kajantenan di Jawa Kulon tapi umumna kajadian henteu pasti kajadian anu ngagaduhan ciri Sunda. II.3 Formulir Kabudayaan Sundanese

Kamussunda.com | Bagaimana cara menggunakan penerjemah teks bahasa Indonesia-Sunda?

Semua data terjemahan dikumpulkan melalui Kamussunda.com. Data yang dikumpulkan terbuka untuk semua, dibagikan secara anonim. Oleh karena itu, kami mengingatkan Anda bahwa informasi dan data pribadi Anda tidak boleh disertakan dalam terjemahan Anda menggunakan Penerjemah Sunda. Konten yang dibuat dari terjemahan pengguna Kamussunda.com juga gaul, tidak senonoh, dll. artikel dapat ditemukan. Karena terjemahan yang dibuat mungkin tidak cocok untuk orang-orang dari segala usia dan segmen, kami menyarankan Anda untuk tidak menggunakan sistem Anda jika Anda mengalami ketidaknyamanan. Penghinaan terhadap hak cipta atau kepribadian dalam konten yang ditambahkan pengguna kami dengan terjemahan. Jika ada elemen, pengaturan yang diperlukan akan dibuat jika terjadi →"Kontak" dengan administrasi situs. Proofreading adalah langkah terakhir dalam mengedit, dengan fokus pada pemeriksaan tingkat permukaan teks: tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan fitur formal lainnya seperti gaya dan format kutipan. Proofreading tidak melibatkan modifikasi substansial dari isi dan bentuk teks. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa karya tersebut dipoles dan siap untuk diterbitkan.


Kebijakan Privasi

Vendor pihak ketiga, termasuk Google, menggunakan cookie untuk menayangkan iklan berdasarkan kunjungan sebelumnya yang dilakukan pengguna ke situs web Anda atau situs web lain. Penggunaan cookie iklan oleh Google memungkinkan Google dan mitranya untuk menayangkan iklan kepada pengguna Anda berdasarkan kunjungan mereka ke situs Anda dan/atau situs lain di Internet. Pengguna dapat menyisih dari iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi Setelan Iklan. (Atau, Anda dapat mengarahkan pengguna untuk menyisih dari penggunaan cookie vendor pihak ketiga untuk iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi www.aboutads.info.)