Indonesia

HP atau telepon genggam pertama kali dibuat dan diujicobakan oleh Martin Cooper pada tahun 1973. Indonesia baru mengenal telepon seluler generasi pertama (1G) pada tahun 1983 dan terus melalui perkembangan hingga tahun 1992, yang bernama Nordic Mobile Telephone (NMT). Akan tetapi, telepon tersebut tidaklah praktis untuk dibawa karena memiliki berat mencapai 430 gram. Selain itu, NMT memiliki harga yang cukup mahal, yakni sekitar 10 juta. Kemudian, masuklah telepon seluler 2G pada tahun 1993. Teknologi tersebut dikembangkan oleh GSM dan Telkomsel dan sudah mampu melayani komunikasi suara, SMS, dan sudah mulai menggunakan kartu SIM. Di awal tahun 2000-an, masuklah telepon seluler 3G. Pada tahun tersebut teknologi 3G ini mengenalkan fitur video call dan mobile game. Teknologi tersebut mulai dihadiri oleh brand ternama seperti iPhone, Blackberry, hingga Android. Lalu, pada tahun 2014 masuklah telepon seluler 4G dengan peningkatan aksesibilitas internet dan kemampuan layanan. Pada masa tersebut, mobile game dan aplikasi komunikasi, yakni sosial media sudah mulai marak di kalangan masyarakat.

Sunda

Telepon sélulér atawa telepon sélulér munggaran dijieun jeung diuji ku Martin Cooper taun 1973. Indonésia kakara akrab jeung telepon sélulér generasi kahiji (1G) dina taun 1983 sarta terus mekar nepi ka taun 1992, anu dingaranan Nordic Mobile Telephone (NMT). Tapi, telepon ieu teu praktis dibawa sabab beuratna nepi ka 430 gram. Salian ti éta, NMT ngabogaan harga anu lumayan mahal, nyaéta sakitar 10 juta. Teras, telepon sélulér 2G asup taun 1993. Téknologi ieu dikembangkeun ku GSM sareng Telkomsel sareng tiasa nyayogikeun komunikasi sora, SMS, sareng ngamimitian nganggo kartu SIM. Dina awal 2000s, telepon sélulér 3G sumping sapanjang. Dina taun éta, téknologi 3G ngenalkeun telepon pidéo sareng fitur kaulinan mobile. Téknologi ieu mimiti dianggo ku merek anu kasohor sapertos iPhone, Blackberry, sareng Android. Teras, dina taun 2014, telepon sélulér 4G sumping sareng paningkatan aksés internét sareng kamampuan jasa. Dina waktos éta, kaulinan mobile sareng aplikasi komunikasi, nyaéta média sosial, mimiti populer di kalangan masarakat.

Kamussunda.com | Bagaimana cara menggunakan penerjemah teks bahasa Indonesia-Sunda?

Semua data terjemahan dikumpulkan melalui Kamussunda.com. Data yang dikumpulkan terbuka untuk semua, dibagikan secara anonim. Oleh karena itu, kami mengingatkan Anda bahwa informasi dan data pribadi Anda tidak boleh disertakan dalam terjemahan Anda menggunakan Penerjemah Sunda. Konten yang dibuat dari terjemahan pengguna Kamussunda.com juga gaul, tidak senonoh, dll. artikel dapat ditemukan. Karena terjemahan yang dibuat mungkin tidak cocok untuk orang-orang dari segala usia dan segmen, kami menyarankan Anda untuk tidak menggunakan sistem Anda jika Anda mengalami ketidaknyamanan. Penghinaan terhadap hak cipta atau kepribadian dalam konten yang ditambahkan pengguna kami dengan terjemahan. Jika ada elemen, pengaturan yang diperlukan akan dibuat jika terjadi →"Kontak" dengan administrasi situs. Proofreading adalah langkah terakhir dalam mengedit, dengan fokus pada pemeriksaan tingkat permukaan teks: tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan fitur formal lainnya seperti gaya dan format kutipan. Proofreading tidak melibatkan modifikasi substansial dari isi dan bentuk teks. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa karya tersebut dipoles dan siap untuk diterbitkan.


Kebijakan Privasi

Vendor pihak ketiga, termasuk Google, menggunakan cookie untuk menayangkan iklan berdasarkan kunjungan sebelumnya yang dilakukan pengguna ke situs web Anda atau situs web lain. Penggunaan cookie iklan oleh Google memungkinkan Google dan mitranya untuk menayangkan iklan kepada pengguna Anda berdasarkan kunjungan mereka ke situs Anda dan/atau situs lain di Internet. Pengguna dapat menyisih dari iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi Setelan Iklan. (Atau, Anda dapat mengarahkan pengguna untuk menyisih dari penggunaan cookie vendor pihak ketiga untuk iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi www.aboutads.info.)